Monday, 17 December 2018 02:24

HIDUP MULIA ATAU MATI SYAHID

Bismillahirrahmanirrahiim

Selasa, 11 Desember 2018
Alhamdulillah saya sampai di forum kulwap CAKAP KENDALI DIRI oleh dr. Amir Zuhdi
Di sini saya ingin sedikit merangkum kuliah dr Amir. Sebelumnya mohon maaf karena pasti ada kekurangan. Dan saya ingin berbagi pengalaman pribadi.

I. Kendali diri (self control) merupakan
- kemampuan diri
- dalam mengendalikan perilaku
- untuk mencapai tujuan tertentu

II. Seorang individu dengan pengendalian diri yang baik dapat memahami benar konsekuensi tindakan yang mereka lakukan.

Dalam keseharian, khususnya dalam kondisi tertekan, dorongan untuk melakukan aktivitas kadang bisa menjadi malapetaka. Hal ini bila dorongan yang ada tidak memiliki sistem kendali. Pemarah, putus asa, bunuh diri, merupakan aktivitas dorongan perilaku yang lepas dari sistem kendali diri.
Dalam menjalankan kendali diri, maka dibutuhkan 3 kecakapan utama yaitu.
1. Kecakapan kendali fisik/ kendali gerak. yang didominasi sistem saraf sensorik motorik, batang otak, dan cerebelum.
2. Kecakapan kendali emosi, didominasi oleh sistem limbik
3. kecakapan kendali rasio, didominasi oleh cortex cerebri

2 strategi berpikir ( strategi kognitif) yang menumbuhkan kendali diri yaitu
1. Kemmpuan mengelola stres ( stress management)
2. Strategi membuat keputusan ( decision making)

Selanjutnya, ini adalah yang terkait dengan pertanyaan saya, atau yang saya tekankan untuk diri saya.
Masalah saya adalah, saya kadang kadang, atau juga bisa dibilang cukup sering. Merasa dalam kondisi yang tertekan, karena sering menghadapi pasien yang darurat / semi darurat. memang profesi saya berkaitan dengan kondisi pasien yang bisa sewaktu-waktu 24 jam, mendadak dalam emergensi. Sementara saya memiliki 1 balita yang luar biasa aktif dan sangat membutuhkan perhatian.  Sehingga, bagi saya terkadang mengalami hal yang sulit luar biasa menghadapi 2 hal. Saya harus sabarrr, telaten, menghadapi anak. Di sisi lain saya tidak cukup banyak waktu karena harus segera menolong pasien. Sabar dalam menghadapi anak. Inilah yang cukup sulit dalam situasi tertentu bagi saya.
Pertanyaan saya yang pertama. Bagaimana langkah nyata supaya kita cakap mengendalikan diri. 
Menurut dr Amir. Ini pertanyaan sapu jagat. Dan yang akan dijawab adalah knowledge nya. belum skillnya.
Untuk cakap mengendalikan diri
1. Sistem sensorik motorik harus normal. Panca indra harus normal. Motorik halus kasar juga normal. Sistem koordinasi gerak dan keseimbangan harus normal. 
2. Otak emosi harus normal. Bnyak orang mengira otaknya normal padahal bermasalah dalam mengendalikan emosi saat ada tekanan meski tekanan ringan. 
Untuk mencakapkan emosi yang harus dilakukan:
a. dapat mengenali emosi
b. dapat mengelola emosi
c. dapat meraba rasakan emosi orang lain ( empati)
3. Otak rasio normal. Akan membantu menemukan ide2 kreatif sehingga memudahkan kita menemukan pilihan2 dan lebih adaptif.
Sesudah itu, lakukan 6 langkah cakap kendali emosi
1. Tenang , secara fisik
2. Fokus pada tujuan membangun
3. Bangun kesadaran emosi
4. Fleksibel
5. Memiliki perasaan dan pikiran berisi nilai2 baik
6. keputusan terbaik
6 langkah ini tidak bisa bekerja jika sedang EMOSIONAL. ( senang sekali atau sedih sekali)
Sesudah membaca, mencerna, saya berusaha memahami, dan saya terus belajar melakukannya. Alhamdulillah. Saya bisa merasakan perubahan dalam diri saya walau masih jauh dari sempurna. 
Ada jawaban dr Amir, mengenai tanda - tanda seseorang telah mampu mengendalikan diri. Di antaranya.
1. Bisa menyimak dengan baik bila diajak bicara. Bukan sekedar mendengar.
2. Bila mendapat TEKANAN MENTAL, dapat bersikap TENANG 
3. Mampu merasa raba perasaan orang lain
4. Berbicara bermanfaat
Begitulah saya berusaha terus. Intinya yang saya lakukan. Tenang fisik. Mengelola emosi termasuk mengenal emosi dan empati. Dan terakhir melakukan yang terbaik.
Alhamdulillah memang sepertinya ada hasilnya. Contoh. Kadang saya kurang sabar menhadapi anak makan terlalu lama. Memang anak saya yang terkecil masih sering mengunyah lama, atau makanan yang didiamkan di mulut. Biasanya saya menyuruh cepat, kadang sedikit marah, kadang menakut-nakuti. Tapi sesudah mengikuti kulwap CKD, saya mencoba positif thinking. Ya saya membuat diri saya tenang, dg menanamkan pikiran bahwa tidak masalah anak saya makannya lama dengan akibat mungkin makanan yang masuk tidak sebanyak yang saya harapkan. Tapi dengan begitu apa yang saya dapatkan. Kok malah terasa makannya lebih cepat habis tertelan. Dan jumlah yang masuk juga sesuai dengan yang saya harapkan. Padahal saya tidak menyuruhnya cepat menelan makannya. 
Begitu pula saat menyuruh mandi. Sambil tenang saya meminta bungsu saya mandi, memintanya mandi sendiri dengan tenang. Menyebutnya solih  dan pintar. Alhamdulillah kok lancar saja sambil happy ia masuk kamar mandi sambil minta ditemani . ( sebenarnya saya memang masih belum tega membiarkan dia mandi sendiri full. karena pasti kurang bersih ). Biasanya saya menyuruh mandi sambil memikirkan kekhawatiran saya dia bakalan menolak atau sulit diajak mandi karena alasan macam2 yang main ini itu dsb. Begitu pula dalam beberapa hal. Saya terus berusaha belajar cakap mengendalikan diri. Terutama menghadapi anak anak. Berpikir positif, saya teringat ada yang disampaikan dr Amir, supaya tidak membiasakan otak berpikir negatif, karena itu juga akan merusak otak. pula sebaiknya. Dan memang benar, Alloh akan mengikuti persangkaan hambanya. 

#KeDAiOTak
#DokterAmirZuhdi


sumber:https://candradamayanti.blogspot.com/2018/12/bismillahirrahmanirrahiim-alhamdulillah.html?m=1


dr. H. Candra Damayanti, Sp. OG
RSIA Cempka Putih Permata

Informasi Kontak

Kategori : Hospital
Address : Jalan Jambangan Kebon Agung No. 8, Jambangan, Jawa Timur 60231, Indonesia.
Phone : +6231 8282350
Humas : Sri Mulyani (085330771600)