Monday, 04 December 2017 07:53

MANAJEMEN ASI PERAH

Cara paling mudah untuk memberikan ASI pada bayi adalah dengan menyusui,menetekkan secara langsung pada payudara. Sayangnya,  pada beberapa keadaan tertentu, terdapat kesulitan untuk menyusui sehingga proses memberikan ASI harus dalam bentuk perahan. Misalnya adalah ketika bayi lahir dalam kondisi belum cukup bulan/prematur sehingga kemampuan untuk menetek masih belum sempurna, atau bayi maupun ibu perlu dirawat di rumah sakit sehingga tidak memungkinkan untuk sering bertemu atau di zaman sekarang ini salah satu kondisi yang sering ditemui adalah dimana terdapat banyak ibu menyusui yang merupakan wanita karir/bekerja. Banyak juga ditemui ibu-ibu yang merasa payudaranya penuh dan tidak nyaman, sehingga ASI perlu segera diperah.

Saat memerah ASI dan menyimpannya, ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh ibu, yaitu:

  1. Cuci tangan dengan sabun bersih sebelum dan sesudah memerah ASI maupun menyimpannya.
  2. Pastikan botol tempat menyimpan ASI perah bersih. Ibu dapat menggunakan botol kaca atau kontainer plastik dengan tutup yang rapat dengan bahan bebas bisphenol A (BPA). Hindari pemakaian kantong plastik biasa maupun botol susu disposable karena wadah-wadah ini mudah bocor dan terkontaminasi. Botol ASI perah harus dicuci dengan air panas dan sabun serta dianginkan sampai benar-benar kering sebelum dipakai.
  3. Jangan lupa memberi label berisi nama anak dan tanggal dan jam ASI diperah pada wadah/botol ASI yang digunakan. Hal ini berguna untuk memastikan bahwa ASI yang dipakai adalah ASI yang lebih lama.
  4. Jangan mencampur ASI yang telah dibekukan dengan ASI yang masih baru diperah pada wadah penyimpanan/botol.
  5. Jangan menyimpan sisa ASI yang sudah dikonsumsi untuk pemberian berikutnya.
  6. Putarlah kontainer ASI agar bagian yang mengandung krim pada bagian atas tercampur merata. Jangan mengocok ASI karena dapat merusak komponen penting dalam susu
  7. Pastikan menyimpan ASI perah dalam satu wadah/botol sesuai dengan kebutuhan bayi

Lama penyimpanan ASI

TEMPAT

KETAHANAN

TIPS/KETERANGAN

Udara terbuka/bebas

6-8 jam

Wadah harus dijaga sedingin mungkin (misal dibalut handuk es/dingin)

Dalam termos es/

cool box    

24 jam

Pastikan es batu menyentuh wadah ASI sepanjang waktu, jangan membuka-tutup termos/cooler box

Lemari es

2 x 24 jam

Simpan ASI di bagian belakang freezer dimana suhu berada dalam kondisi paling stabil.

Freezer             

2 minggu

Freezer lemari es dua pintu

3-6 bulan

 

A.  Cara penyimpanan ASI:

1.   Tempat penyimpanan ASI yang dianjurkan dalam botol kaca volume sekitar 80-100 CC. Sisakan ruang sekitar 2,5 cm dari tutup botol karena volume ASI akan meningkat pada saat beku

2.   Sebelum dimasukkan kedalam freezer ASI perah segar didinginkan dahulu selama 30 menit dalam lemari es tempat buah

3.   Jangan lupa Tulis jam, hari, dan tanggal saat diperah.

4.   Usahakan bayi mendapat ASI perah yang tidak dibekukan karena ASI yang sudah beku akan kehilangan sebagian anti infeksinya/zat kekebalan.

B. Cara menyajikan ASI perah yang sudah disimpan:

1.   Cek tanggal pada label wadah ASI. Gunakan ASI yang paling dulu disimpan

2.   Untuk ASI beku: pindahkan wadah/botol berisi ASI ke bagian lemari es (bukan freezer) selama 1 malam atau ke dalam bak berisi air dingin. Setelah ASI mencair, letakkan wadah/ botol ASI di suhu ruang selama beberapa menit kemudian sebelum disajikan atau diberikan untuk diminumkan, hangatkan ASI dalam wadah baskom berisi air hangat. Jangan merebus ASI perah karena dapat merusak protein yang terdapat di dalam ASI

3.   Untuk ASI dalam lemari es: Keluarkan dari lemari es sehingga ASI berubah menjadi suhu ruang, lalu Hangatkan wadah ASI dalam bak berisi air hangat atau air dalam panci yang telah dipanaskan selama beberapa menit. Jangan menghangatkan ASI dengan api kompor secara langsung.

4.   Jangan menaruh wadah dalam microwave. Microwave tidak dapat memanaskan ASI secara merata dan justru dapat merusak komponen ASI dan membentuk bagian panas yang melukai bayi. Botol juga dapat pecah bila dimasukkan ke dalam microwave dalam waktu lama.

a.   Goyangkan botol ASI dan teteskan pada pergelangan tangan terlebih dahulu untuk mengecek apakah suhu sudah hangat.

b.   Berikan ASI yang dihangatkan dalam waktu 24 jam. Jangan membekukan ulang ASI yang sudah dihangatkan.

*Perlu diketahui bahwa ASI yang telah dihangatkan kadang terasa seperti sabun karena hancurnya komponen lemak. ASI dalam kondisi ini masih aman untuk dikonsumsi. Apabila ASI berbau anyir karena kandungan lipase (enzim pemecah lemak) tinggi, setelah diperah, hangatkan ASI hingga muncul gelembung pada bagian tepi (jangan mendidih) lalu segera didinginkan dan dibekukan. Hal ini dapat menghentikan aktivitas lipase pada ASI. Dalam kondisi inipun kualitas ASI masih lebih baik dibandingkan dengan susu formula.

Pada dasarnya, prinsip penyimpanan dan penyajian ASI perah adalah menurunkan suhu (saat menyimpan) atau menaikkan suhu (saat menyajikan) secara bertahap/tidak diberikan secara langsung.


dr. Candra Damayanti, Sp. OG
RSIA Cempaka Putih Permata

 

Last modified on Monday, 27 August 2018 02:25

Informasi Kontak

Kategori : Hospital
Address : Jalan Jambangan Kebon Agung No. 8, Jambangan, Jawa Timur 60231, Indonesia.
Phone : +6231 8282350
Humas : Sri Mulyani (085330771600)