Wednesday, 18 May 2016 04:30

PERSIAPAN IBU HAMIL DAN IBU MENYUSUI MENJELANG BULAN RAMADHAN

On Air di Radio Sham FM Suara Muslim Radio network 93,8 fm, Senin 16 Mei 2016

PERSIAPAN IBU HAMIL DAN IBU MENYUSUI MENJELANG BULAN RAMADHAN

Oleh : dr. Bechty Enggar Rusmaya

RSIA CEMPAKA PUTIH PERMATA SURABAYA


Kata orang “berpuasa pada ibu hamil akan menyebabkan pertumbuhan janin terhambat dan kurang cerdas sementara pada ibu menyusui berpuasa akan menyebabkan kualitas air susu ibu menjadi buruk”. Apakah ungkapan ini benar ataukah hanyalah mitos tanpa alasan?

Bulan Ramadhan sudah menjelang di depan mata. Hanya dalam hitungan jari, bulan penuh berkah ini akan menghampiri kaum muslim sedunia, menjanjikan berlimpah pahala melalui ibadah unggulan yang hanya bisa ditunaikan di dalam bulan Ramadhan ini yakni puasa Ramadhan, sholat tarawih dan zakat fitrah. Khusus puasa Ramadhan, hukumnya wajib bagi setiap muslim yang memenuhi syarat,  kecuali yang mempunyai udzur sesuai syariat semisal orang sakit, orang lanjut usia maupun ibu hamil dan ibu menyusui.

Khusus ibu hamil dan menyusui, terdapat rukhsah (keringanan) untuk tidak berpuasa pada bulan Ramadhan oleh karena kekhawatiran akan berdampak pada kesehatan dirinya, kesehatan janin dan bayinya ataupun keduanya dengan membayar fidyah ataupun meng qadha di hari lain. Namun, ketika ibu hamil dan menyusui berniat untuk menjalankan ibadah puasa Ramadhan maka alangkah istimewanya dan justru sebagai latihan spiritual yang baik bagi buah hatinya dalam ketaatan kepada Allah SWT.

Saat berpuasa, maka akan ada perubahan jadwal ritme harian tubuh termasuk pola istirahat dan pola makan minum. Pola istirahat akan berubah karena ada jadwal makan sahur yang sangat disunnahkan pada jam istirahat malam. Pola makan dan minum juga digeser di antara adzan maghrib dan adzan subuh. Jika seseorang berpuasa, maka akan terjadi penyesuaian di dalam tubuhnya baik penyesuaian hormonal maupun metabolic. Hal ini dilakukan agar metabolism tubuh bisa tetap dalam kondisi optimal. Pada adaptasi hormonal, akan terjadi penurunan kadar hormon insulin, peningkatan hormon glucagon, peningkatan hormon leptin dan peningkatan lipase lipoprotein. Perubahan metabolic yang terjadi di antaranya peningkatan proses glikogenolisis (proses pembongkaran cadangan gula di hati), peningkatan proses pembongkaran protein dan peningkatan proses pembongkaran lemak pada jaringan adiposa (lemak).

Pada ibu hamil dan menyusui terjadi penyesuaian terkait kebutuhan janin yang dikandung dan bayi yang disusuinya. Beberapa hal di antaranya peningkatan kebutuhan kalori, asupan nutrisi zat gizi makro dan mikro. Kebutuhan kalori pada ibu hamil mencapai 2400 kkal setiap hari sementara pada ibu menyusui mencapai 2600 kkal. Peningkatan kebutuhan nutrisi zat gizi makro meliputi karbohidrat, protein, lemak dan air. Kebutuhan zat gizi mikro meliputi beberapa jenis vitamin dan mineral. Beberapa jenis vitamin tersebut meliputi vitamin yang larut lemak yakni vitamin A, vitamin D, vitamin E dan vitamin K, sementara vitamin yang larut air meliputi vitamin B kompleks (thiamin, iboflavin, niasin, pantotenat, piridoksin, biotin, asam folat dan sianokobalamin) dan vitamin C.

Kebutuhan asupan nutrisi ibu hamil dan menyusui ini, tetap harus dipenuhi dalam kondisi berpuasa Ramadhan, agar tidak terjadi gangguan pada janin dan bayi. Pada kondisi normal (tidak sedang berpuasa), sebetulnya seorang ibu hamil mengalami “mild fasting hypoglycaemia” yang menyerupai kondisi orang yang sedang berpuasa oleh karena adanya proses pembongkaran cadangan gula ibu untuk janinnya, begitupula dengan metabolism protein dan lemak. Sementara pada ibu menyusui, komposisi ASI (Air Susu Ibu) meliputi air sebagai bagian terbesar dan beberapa zat terlarut meliputi protein dalam bentuk asam amino, lemak dan antibodi. Zat terlarut tersebut produksinya tetap sama saat berpuasa, hanya komposisi air yang berkurang.

Beberapa tips persiapan bagi ibu hamil dan ibu menyusui agar dapat menunaikan ibadah puasa Ramadhan dengan sehat adalah sebagai berikut

  1. Niat karena beribadah karena Allah swt, berpuasa Ramadhan adalah ibadah begitu pula hamil dan menyusui merupakan ibadah bagi seorang ibu. Dengan niat yang kuat dan benar maka akan tercipta ketenangan, keyakinan dan kepercayaan diri bagi seorang ibu untuk menjalankan puasa dalam kondisi hamil maupun menyusui.

  2. Pastikan kondisi kehamilan dan proses menyusui dalam kondisi yang sehat tanpa gangguan. Hal ini dapat diperoleh setelah berkonsultasi dengan tenaga kesehatan professional semisal bidan, dokter maupun dokter spesialis kandungan kebidanan. RSIA Cempaka Putih Permata menyediakan pelayanan antenatal care (pemeriksaan kesehatan ibu hamil berkala) yang dapat Anda manfaatkan. Beberapa kontraindikasi untuk berpuasa pada kehamilan adalah adanya gangguan hyperemesis gravidarum (mual dan muntah) yang hebat pada kehamilan awal, ancaman abortus/keguguran, adanya perdarahan pada kehamilan akhir, adanya preeklampsia (darah tinggi dalam kehamilan), kehamilan dengan kencing manis, dan kondisi patologis lainnya. Beberapa literatur menyebutkan bahwa anjuran berpuasa saat hamil adalah saat usia kehamilan berkisar 4-6 bulan.

  3. Mendapatkan ASI (Air Susu Ibu) adalah hak seorang anak yang seyogyanya dapat ditunaikan oleh orang tua secara optimal. Bahkan proses menyapih (menghentikan ASI) harus atas dasar diskusi mendalam antara ayah dan ibu. Bagi ibu menyusui kontraindikasi relative adalah saat bayi masih dalam pemberian ASI (air susu ibu) eksklusif dimana asupan kalori hanya bertumpu pada pemberian ASI selama 2-3 jam sekali. Anjuran puasa pada ibu menyusui adalah ketika anak sudah mendapatkan MPASI (makan pendamping ASI).

  4. Ukur kemampuan diri untuk menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan berlatih berpuasa sebelum Ramadhan. Jika terdapat tanda tanda hipoglikemia semisal pusing, gemetar, lemas, gerakan janin yang awalnya aktif menjadi kurang maka ibu harus segera berbuka tanpa menunggu saat adzan berkumandang.

  5. Pastikan terpenuhi asupan gizi melalui makan makanan bergizi lengkap dan seimbang sebanyak tiga kali sehari. Makanan yang direkomendasikan adalah makanan yang mengandung beragam zat gizi, “it’s better to take everything in a little than one thing in a big”. Makan tiga kali sehari dapat diperoleh dengan makan besar saat berbuka, selepas sholat tarawih dan saat makan sahur.

  6. Penuhi kebutuhan rehidrasi tubuh melalui asupan cairan yang cukup, minimal 2000 ml dalam sehari atau setara dengan 8 gelas air. Asupan cairan dapat berupa air puthi, jus/sari buah, air madu, sari kurma atau bahkan sup. Bila tidak dalam kondisi puasa, kebutuhan cairan ini dapat dicicil dengan teknis sederhana yaitu lima gelas diminum bersamaan dengan waktu menunaikan sholat dan tiga gelas sisanya bersamaan dengan makan makanan besar. Sementara saat berpuasa, delapan gelas dapat kita cicil dengan teknik 2 gelas saat berbuka,1 gelas setelah makanan utama berbuka,1 gelas saat berangkat sholat tarawih,1 gelas selepas tarawih,1 gelas sebelum tidur, dan 2 gelas saat makan sahur. Yang perlu diingat adalah minum tidak menunggu rasa haus.

  7. Saat adzan maghrib berkumandang disarankan mengasup minuman manis terlebih dahulu, karena lebih mudah dicerna oleh tubuh dan dapat menyediakan energi dalam waktu singkat daripada makanan berat. Usahakan jumlah cairan tidak langsung banyak, karena akan menimbulkan rasa kenyang dan justru mengganggu penyerapan zat gizi dari makanan yang lain. Makan besar dapat dilakukan setelah sholat maghrib, sebelum tidur atau selepas tarawih dan saat sahur. Untuk sahur awali dengan makan buah, dilanjutkan dengan makan makanan  besar.

  8. Bagi ibu menyusui disarankan untuk menyiapkan ASI perah sebelum bulan Ramadhan tiba. Pada saat bulan Ramadhan, memerah ASI dapat dilakukan saat malam hari antara adzan maghrib dan adzan subuh. Cadangan ASI perah dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan bayi selama siang hari saat berpuasa.

Demikian dan Semoga bermanfaat.

Informasi Kontak

Kategori : Hospital
Address : Jalan Jambangan Kebon Agung No. 8, Jambangan, Jawa Timur 60231, Indonesia.
Phone : +6231 8282350
Humas : Sri Mulyani (085330771600)