Thursday, 17 March 2016 08:03

APENDISITIS (USUS BUNTU)

APENDISITIS (USUS BUNTU)

Oleh dr. Azril Okta Ardhiansyah SpB 

          Apendisitis atau yang biasa dikenal dengan nama usus buntu adalah penyakit yang sering sekali terjadi dan dapat menimpa semua kelompok umur. Apendisitis adalah infeksi pada apendiks atau usus buntu yang dapat disebabkan oleh radang primer maupun karena sumbatan pada apendiks. Lokasi apendiks dikenal dengan nama titik McBurney seperti yang ditunjukkan pada gambar. Gejala paling utama dari usus buntu adalah nyeri perut kanan bawah yaitu pada titik McBurney. Namun nyeri pada daerah tersebut tidak selalu disebabkan oleh usus buntu karena banyak organ lain yang terdapat di sana seperti usus besar, saluran kemih, dan organ kelamin wanita. Oleh karena itu sangat penting untuk melihat gejala – gejala lain yang menyertai. Berikut disampaikan diagnosis banding apendisitis beserta gejala penyertanya:

1.      1. Apendisitis.

Nyeri yang khas dari apendisitis diawali dengan nyeri ulu hati kemudian berpindah ke perut kanan bawah, namun hal ini tidak selalu terjadi. Gejala yang sering menyertai adalah panas yang tidak terlalu tinggi (“sumer - sumer”) dan kadang disertai gejala susah buang air besar.

2.     2. Usus besar/kolon.

Penyakit yang sering pada usus besar adalah kanker kolon yang ditandai dengan perubahan pola BAB seperti BAB darah maupun frekuensi BAB yang terlalu sering ( > 3x sehari ) terutama pada orang tua. Nyeri dan benjolan yang teraba biasanya terjadi pada stadium yang sudah lanjut.

3.      3.Saluran kemih.

Penyakit saluran kemih yang sering menyerupai gejala apendisitis adalah batu saluran kemih (ureter). Nyeri pada ureter bersifat hilang timbul dan menjalar ke arah kemaluan, biasanya tanpa disertai panas kecuali bila telah terjadi komplikasi infeksi saluran kemih.

4.      4.Organ kelamin wanita.

Penyakit pada organ kewanitaan dapat berupa infeksi maupun kehamilan di luar rahim (ektopik). Gejala yang menyertai infeksi berupa panas yang tidak terlalu tinggi bila infeksi masih ringan (adneksitis) ataupun panas tinggi bila sudah terjadi abses (tubo ovarial abses). Biasanya penderita juga mempunyai riwayat sering mengalami keputihan. Kehamilan ektopik memiliki gejala penyerta berupa perdarahan melalui vagina dan kadang penderita sampai mengalami anemi akut. Kehamilan terkadang tidak disadari oleh pasien dan perdarahan yang terjadi dianggap sebagai menstruasi. Oleh karena itu penting untuk melakukan tes kehamilan pada penderita yang diduga mengalami kehamilan ektopik.

          Penegakan diagnosis apendisitis dapat hanya berdasarkan pemeriksaan klinis. Namun pada kasus tertentu - seperti pada wanita, anak – anak, ibu hamil, ataupun penderita yang gemuk – sering diperlukan pemeriksaan tambahan berupa USG. Namun dengan USG tidak selalu dapat ditemukan apendiks, terutama jika apendiks terletak di belakang usus besar karena apendiks akan tertutup gas usus.

          Pengobatan apendisitis adalah dengan jalan operasi. Antibiotik saja hanya berguna untuk meredakan infeksi dan bukan menghilangkan sumbatan sehingga suatu saat dapat terulang lagi. Operasi apendisitis harus dilakukan segera untuk mencegah komplikasi yang lebih berat. Komplikasi yang sering muncul adalah peritonitis (infeksi rongga perut). Peritonitis terjadi jika apendiks “pecah” dan infeksi menyebar ke seluruh rongga perut. Hal ini ditandai dengan nyeri yang tadinya terlokalisir di kanan bawah menjadi tersebar di seluruh perut disertai demam tinggi. Peritonitis memerlukan operasi yang lebih besar dan rawat inap yang lebih lama setelah operasi dibandingkan apendisitis.

 

Last modified on Thursday, 17 March 2016 08:17

Informasi Kontak

Kategori : Hospital
Address : Jalan Jambangan Kebon Agung No. 8, Jambangan, Jawa Timur 60231, Indonesia.
Phone : +6231 8282350
Humas : Sri Mulyani (085330771600)