Ibu Sakit Bolehkah Menyusui?
Oleh: Dr. Maretha, Sp A
ASI adalah sumber nutrisi terbaik untuk bayi dan juga memiliki fungsi perlindungan. Namun, bila ibu sakit, muncul keraguan apakah ibu masih boleh menyusui? Karena sebagian kuman dapa tmelewati ASI dan menyebabkan bayi sakit pula.
Ibu dengan HbsAg positif bolehkah menyusui?
HbsAg positif bukan merupakan kontra indikasi untuk menyusui pada ibu dengan hepatitis B, namun harus diperhatikan status imunisasi bayi dengan pemberian vaksinasi dan imunoglobulin pada bayi maksimal 12 jam setelah bayi lahir sebelum bayi mulai menyusu pada ibu. Pemberian imunisasi tersebut efektif menurunkan 95% resiko penularan infeksi. Maka penting sekali untuk memeriksa status HbsAg pada ibu hamil.
Bagaimana dengan ibu terinfeksi Hepatitis A dan C?
Keduanya juga bukan merupakan kontra indikasi menyusui. Jika ibu melahirkan dengan hepatitis A fase akut dapat diberikan pencegahan dengan pemberian imunoglobulin, sedang untuk hepatitis C belum ada laporan yang menunjukkan terjadinya penularan virus pada bayi yang menyusui.
Ibu dengan infeksi cacar air
Penularan cacar air dapat terjadi pada ibu yang menderita cacar air hingga 5 hari sebelum atau 3 hari setelah melahirkan, dapat menyebabkan cacar air berat pada bayi dan berakibat fatal sehingga sebaiknya tidak menyusui dulu. Ibu sebaiknya diisolasi dulu sampai keropengnya terkelupas dan bayi diberikan imunoglobulin. Observasi pada bayi sampai usia 21 hari. Pada periode ini ASI perah dapat diberikan dengan sendok. Pada ibu dengan infeksi cacar air di luar periode tersebut dapat memberikan ASI-nya secara langsung karena antibodi yang terbentuk dapat memberikan perlindungan pada bayinya. Ibu dapat menyusui langsung dengan memakai masker dan menutup luka-luka cacar airnya.
Pada infeksi herpes ibu dapat menyusui seperti biasa hanya bila luka infeksi terdapat pada daerah sekitar payudara maka proses menyusu langsung sebaiknya dihindari. Sedang pada infeksi Rubella merupakan kontra indikasi pada ibu menyusui. Infeksi campak pada ibu, maka ibu harus diisolasi 72 jam setelah munculnya ruam merah pertama. ASI perah dapat diberikan dengan sendok dan bayi diberikan imunoglobulin.
Ibu dengan sakit TBC (tuberkulosa)
Ibu dengan TBC bukan di paru dapat tetap menyusui walaupun kuman TBC dikeluarkan juga melalui ASI, hanya penularan kuman ini adalah melalui saluran napas bukan melalui ASI.
Sedang pada ibu dengan TBC paru maka pada status ibu dengan TBC yang masih aktif tidak diobati dan baru minum obat TBC nya kurang dari 3 minggu saat melahirkan maka bayi harus dipisahkan dari ibudan diberikan ASI perah.
Ibu dengan infeksi HIV
Ibu yang terinfeksi HIV tidak boleh menyusui bayinya dan disarankan memberikan formula karena virus dikeluarkan melalui ASI, hanya pada kondisi ibu tidak mampu memberikan formula ASI dapat tetap diberikan dengan syarat pemberian ASI harus eksklusif tidak boleh dicampur dengan pemberian formula dan ibu wajib meminum obat anti virusnya dengan teratur. Hanya saat ini apakah ibu dengan HIV boleh menyusui atau disarankan pemberian formula masih diperdebatkan.
Antibiotik yang tidak aman pada ibu menyusui
Beberapa antibiotik harus diwaspadai pemberiannya pada ibu menyusui antara lain adalah fluorokuinolon karena dapat menyebabkan penutupan lempeng pertumbuhan, kemudian kloramfenikol yang dapat menekan sumsum tulang dan metronidazole serta tinidazole karena dapat menyebabkan perubahan pada DNA sel manusia. Sebaiknya ibu menyusui berkonsultasi dahulu dengan dokter sebelum meminum obat dan jangan langsung serta merta menghentikan ASI-nya pada bayi.