Wednesday, 28 November 2018 04:02

RSIA Cempaka Putih Permata Cinta Al-qur'an

SURABAYA- Hari Minggu Tanggal 13 Mei 2018 telah diadakan seminar tentang bagaimana kita harus mencintai Al-qur’an dengan tajuk “Menggenggam Dunia Dengan Al-Qur’an”. Pemateri dalam seminar tersebut adalah Dr. Sarmini, Lc. MA yang merupakan direktur dari Pondok Pesantren Tahfidz Utrujjah yang berlokasi di Jakarta. Acara ini didukung oleh RSIA Cempaka Putih Permata, Sekolah Tahfidz Al-uswah, dan SKI Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga. Susunan dari acara seminar ini diawali dengan pembukaan oleh MC, tilawah, sambutan dari perwakilan/direktur pendukung acara, Muroja’ah surat An-Naba’ dari siswa-siswi sekolah tahfidz Al-Uswah yang masih masih berusia 3-5 tahun, pengantar dari moderator, materi inti, Tanya awab, dan penutup. Acara yang didahului oleh sambutan dari para direktur instansi pendukung ini memberikan banyak manfaat bagi peserta terutama dari kandungan materinya. Berikut adalah rangkuman materi yng disampaikan oleh ustadzah Sarmini:

Anak kecil sebetulnya memiliki potensi yang besar dalam menghafal Al-qur’an. Menghafal Al-qur’an memang tidak memberi dampak secara langsung pada penghafalnya, namun dampaknya akan terasa selama seumur hidupnya. Al-qur’an adalah Kalamullah, namun bukan ciptaan Allah. Al-qur’an adalah bagian dari dzat yang Lillah. Dapat dianalogikan seperti suara manusia. Suara adalah bagian dari tubuh manusia, namun suara bukanlah ciptaan manusia. Suara adalah ciptaan Allah SWT. Al-qur’an adalah mu’jizat dari Allah SWT yang diturunkan pada Rasulullah SAW. Arti dari kata mu’jiz itu sendiri adalah luar biasa. Selain Al-qur’an, kitab yang diturunkan pada para nabi terdahulu hanya diperuntukkan umat pada zaman itu saja. Namun Al-qur’an, adalah mu’jizat sepanjang masa yang diperuntukkan oleh umat manusia sampai berakhirnya kehidupan di dunia. Maka dari itu, orang yang dekat dengan Al-qur’an juga luar biasa. Beberapa keistimewaan Al-qur’an dibandingkan dengan kitab yang lain adalah sebagai berikut:

1.   Diturunkan oleh malaikat paling istimewa, yaitu malaikat Jibril

2. Diturunkan pada Rasulullah SAW yang sangat sabar, tidak pernah sekalipun mendoakan keburukan nagi umatnya, dan tidak pernah mengolok-olok umatnya, beliau justru berdoa untuk kekuatan dirinya dalm menyebarkan agama islam

3.   Diturunkan pada bulan yang istimewa bagi umat muslim, yaitu Bulan Ramadhan

Umat Nabi Muhammad SAW disebut umat terbaik, karena memiliki Rasul terbaik dengan Mu’jizat terbaik yang diturunkan oleh malaikat terbaik. Bahkan Al-qur’an juga mempengaruhi keadaan rumah para pecinta Al-qur’an. Rumah yang penghuninya sering membaca Al-qur’an, maka rumah itu layaknya istana, sedangkan rumah yang tidak pernah dibacakan Al-qur’an di dalamnya layaknya rumah yang rusak dan suram.

Al-qur’an memberikan segudang keistimewaan pada diri pembacanya. Orang yang dekat dengan Al-qur’an nantinya akan diluaskan dan diterangkan kuburannya serta memiliki teman yang baik rupanya dalam alam barzah. Penghafal Al-qur’an akan diberikan oleh Allah lebih dari yang diminta dan memiliki tempat khusus di akhirat. Al-qur’an akan menjadi syifa (penyembuh) dan rahmat bagi orang mukmin. Bahkan apabila seseorang membaca Al-qur’an tanpa mengetahui artinya sekalipun, akan tetap menjadi rahmat baginya. Orang yang senantiasa membaca Al-qur’an dan selalu bertaubat, maka akan diampuni dosanya oleh Allah SWT. Seorang mukmin yang bertaubat dosanya menjadi 0 dan keburukan sebelumnya yang dilakukan menjadi pahala. Allah meyayangi orang muslim seperti seorang Ibu yang meyayangi anaknya, ketika seorang anak berbuat salah dan meminta maaf, Ibu akan memaafkannya dan bertambahlah kasih sayangnya. Begitulah Allah menyayangi umat muslim.

Seseorang atau seorang anak yang mencintai Al-qur’an, maka cara berpikirnya dapat lebih dalam, lebih luas, dan mendetail. Selain itu, pecinta Al-qur’an juga cenderung visioner. Misalnya seperti Imam Thobari yang mampu menulis ringkasan setebal 3.000 halaman, sedangkan buku asli dari ringkasan itu setebal 30.000 halaman. Maka menanamkan Al-qur’an sejak dini sngat diperlukan, bahkan sejak seorang anak belum lahir. Ustazah Sarmini sendiri menyebutkan bahwa beliau ingin janin yang dikandungnya menjadi khoiru janin, anak-anak kecil di rumahnya menjadi sebaik-baik anak kecil, dan di setiap sudut rumahnya menjadi istana, sehingga beliau secara totalitas menanamkan nilai-nilai Al-qur’an pada putra-putrinya sejak dini. Rasulullah SAW bersabda “Barangsiapa belajar Al-qur’an sejak dini, maka Allah akan mencampurkan Al-qur’an dalam darah dan dagingnya.”  Sabda Rasulullah berikutnya “Didiklah anak kalian dengan 3 hal, cinta Allah, cinta Nabi, dan cinta Al-Qur’an.” (H.R At-Thabarani). Mengajarkan Al-qur’an pada anak bisa dengan mengajaknya tilawah atau menghafal. Mengajarkan anak cinta Al-qur’an berarti mengajak anak banyak menghabiskan waktu bersama Al-qur’an, karena dikatakan cinta apabila mempunyai intensitas yang lebih dan intensif. Orangtua juga akan mendapat pahala yang berlipat-lipat jika berusaha mencintakan anak pada Al-qur’an, karena sejatinya segala kesalahan dan kebaikan anak kecil (sebelum ia baliq) menjadi milik orangtuanya, baik di dunia maupun di akhirat. Anak-anak yang membaca Al-qur’an dengan terbata-bata, akan diberikan 2 kali lipat pahala. Al-qur’an bagaikan antivirus sepanjang zaman yang akan menjaga para pecintanya. Anak kecil yang membaca Al-qur’an dapat mencegah azab atau bencana (mundur) hingga 40 tahun lamanya.

Al-qur’an dapat merangsang pertumbuhan syaraf otak. Manusia yang masih berusia 7 tahun syaraf otak yang dimiliki masih rimbun. Pada usia 15 tahun, syaraf otaknya semakin jarang, tetapi Al-qur’an dapat menyambungkan syaraf-syaraf otak yang telah putus. Menghafal Al-qur’an dapat dilakukan oleh semua orang, bahkan bisa menjadikan penghafalnya memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Putra-Putri ustadzah Sarmini berhasil menghafalkan Al-qur’an 30 juz di usia yang masih sangat dini. Anak pertama berhasil menghafal pada usia 7,8 tahun, anak ke-dua pada usia 8,5 tahun, dan anak ke-tiga pada usia 8,9 tahun. Semua diluar target Ustadzah yaitu hafal 30 juz di usia 10 tahun, dan Allah yang memampukan mereka.

Pada dasarnya tugas orangtualah untuk mendidik anaknya cinta Al-qur’an, bukan tugas pesantren, bukan tugas sekolah. Sebagai contoh, Musa peserta program hafidz dibimbing oleh ayahnya sendiri dalam menghafal Al-qur’an. Keajaiban datang dari Allah, yaitu dengan diberangkatkannya Ayah, Paman, dan Neneknya naik haji gratis dan rumah yang mereka tempati diperbaiki agar layak dihuni.

Tanya Jawab

1.   Beberapa tetangga di rumah merasa terganggu mendengar anak saya dan teman-temanya membaca Al-qur’an. Bagaimanakah cara menangapi hal ini dengan baik dan tidak menyinggung orang tersebut?

**penghafal Al-qur’an diharapkan juga memiliki akhlaq Al-qur’an, sehingga kita juga harus memperhatikan kondisi di sekitar kita. Kita harus pandai menyikapi kondisi, walaupun yang kita lakukan adalah hal baik, tetapi kita tidak pernah mengerti apa yang ada di pikiran orang lain. Maka dari itu lebih baik kita mensiasati bagaimana agar suara bacaan Al-qur’an hanya terdengar oleh yang di dalam rumah saja. Selain itu, memberikan hadiah dan senyuman pada mereka yang merasa terganggu juga patut dicoba untuk mendinginkan suasana.

2.   a. Menurut ustadzah mana yang lebih baik, ditalqin dulu atau belajar membaca Al-qur’an dulu?

b. Menurut pengalaman ustadzah, apa saja kendala yang biasa terjadi pada anak usia 2-3 tahun dalam proses menghafal Al-qur’an, misalnya tentang pembagian waktu atau kecepatan anak menghafal?

**anak kecil itu kecil casingnya saja, tapi kemampuannya luar biasa. Orangtua harus bisa melihat kemampuan, apakah ada sumber daya yang mampu menghafalkan anak dengan Al-qur’an, misalnya mentalqin Al-kahfi setiap hari Jum’at, mentalqin 1 juz sebanyak 17 kali, dll. Seperti Ibunda Sayyid Qutb yang selalu membacakan Al-qur’an sebelum Sayyid Qutb tidur dan sebelum beliau bangun tidur. Dan pada akhirnya beliau juga menjadi penghafal Al-qur’an. Sebenarnya mentalqin dan belajar membaca Alqur’an dapat dilakukan bersama-sama, seperti anak Ustadzah Sarmini yang paling kecil. Putri Ustadzah Sarmini yang pertama juga mulai ditalqin sejak pertama mampu menirukan dan memahami.

3.   Bagaimana membagi waktu antara sekolah formal anak dan muroja’ah? Bagaimana mengatasi mood anak? Kalau sudah memiliki hafalan yang cukup banyak, idealnya berapa lembar muroja’ah dalam satu hari?

**Al-qur’an itu cemburu apabila diduakan, dan akan cukup berat bagi anak-anak apabila sekolahnya harus bagus, hafalannya juga harus meningkat cepat. Untuk anak yang sekolah formal, lebih baik memaksimalkan waktu pagi hari dan libur sekolah untuk muroja’ah. Anak kecil pada dasarnya dapat bangun pukul 04.00 pagi asalkan waktu istirahat cukup. Tipsnya adalah anak harus sudah masuk kamar setelah sholat maghrib. Kemudian lampu kamar segera dimatikan dan diperdengarkan murotal. Jika hafalnnya sudah banyak, mungkin dalam satu hari bisa muroja’ah 10-20% halaman dari hafalannya.

4.   Bagaimana cara/metode mengajarkan hafalan pada anak usia 3 tahun?

**pada pekan pertama, kita terapi anak terlebih dahulu agar bisa tertib. Pekan berikutnya mulai ditalqin dengan satu guru mentalqin 5 siswa. Siswa yang duduk di samping kanan dan kiri gurunya adalah siswa yang lebih aktif secara fisik dibandingkan siswa yang lain yang duduk di depan gurunya. Gestur tubuh juga sangat penting untuk memberi penegasan pada anak-anak tentang apa yang harus dilakukan. Mentalqin dalam satu hari ditargetkan 3 baris berulang kali. Tetapi anak juga ditalqin satu jus penuh dalam satu hari sebanyak satu kali.

5.   Seorang anak yang hidup di pesantren ternyata juga bisa melakukan penyimpangan, bagaimana cara memperbaikinya?

**kenapa kita harus melihat sisi negatif dari seorang penghafal Al-qur’an? Justru apabila dia tidak menghafal Al-qur’an mungkin saja dia melakukan hal yang lebih buruk dari itu. Seharusnya kita memandang seseorang yang melakukan kesalahan itu dengan perasaan kasian, bukan perasaan benci. Anak pesantren juga manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Sebagai orangtua, kita harus memberikan dukungan dan mendampingi anak dalam mempertanggungjawabkan kesalahannya. Pertama, kita berusaha terlebih dahulu agar ia menyadari dan mengakui bahwa dia berbuat salah. Kemudian kita ajak dia berdiskusi apa yang bisa ia lakukan untuk bertanggungjawab atas kesalahannya. Misalnya bisa dengan bersedekah, puasa, menambah hafalan dll. Kita harus mendampingi dan memastikan  bahwa ia melakukannya. Selain itu, anak adalah cerminan dari orangtuanya. Mungkin saja orangtua kurang perhatian pada anaknya, kurang sedekahnya, atau kurang mendekatkan diri pada Allah sehingga anaknya melakukan kesalahan tersebut. 

Al-qur'an tidak hanya berhubungan erat dengan akhlaq, namun ia juga dapat mempengaruhi kesehatan jiwa dan raga manusia. Begitulah sesuai dengan perannya sebagai syifa', yaitu penyembuh. Maka dari itu, RSIA Cempaka Putih Permata selalu memperdengarkan lantunan ayat suci Al-qur'an tepatnya di meja resepsionis, agar para pengunjung yang datang dilimpahi ketenangan hati dan para pasien yang berobat juga mendapat ketenangan hati sehingga membantu proses penyembuhan penyakitnya.
Demikian, Menggenggam dunia dengan Al-qur'an itu nyata.


Ustadzah Sarmini, Lc. MA
RSIA Cempaka Putih Permata



Last modified on Thursday, 29 November 2018 02:26

Informasi Kontak

Kategori : Hospital
Address : Jalan Jambangan Kebon Agung No. 8, Jambangan, Jawa Timur 60231, Indonesia.
Phone : +6231 8282350
Humas : Sri Mulyani (085330771600)